Minggu, 07 Agustus 2011

Tips Menghadapi Suami yang Suka Mengontrol

Jennifer Lopez cerai dari Marc Anthony karena pria latin itu disebut-sebut terlalu mengontrol semua aspek kehidupannya. Saat ini, tidak sedikit wanita yang bernasib sama dengan J-Lo.

Saat seorang pria masuk ke dalam hidup wanita dan memberikan pujian setinggi langit, selalu ada kapanpun dibutuhkan, sangat baik, wanita pun bisa termakan rayuannya. Pria yang suka mengontrol memang memiliki kemampuan 'membius' wanita.

Awalnya memang sulit untuk mengetahui apakah pria yang Anda pilih sebagai pasangan hidup ini tipe suka mengontrol atau tidak. Namun si pria sudah tahu kalau Anda adalah orang yang
tepat untuk dipilih dan bisa dimanfaatkan.

Sikap mengontrolnya itu terjadi secara perlahan, bahkan mungkin tidak wanita sadari. Anda pun secara sukarela menuruti keinginannya, karena beranggapan ia mencintai Anda.

Ketika Anda sadar, Anda akan berpikir bisa mengubah sikapnya yang suka mengontrol itu. Sayangnya, tidak semua orang bisa diubah dengan mudah atau punya kesadaran untuk berubah.

Jadi apa yang harus dilakukan jika pasangan terlalu mengontrol? Berikut ini tipsnya dari terapis pernikahan Mary Jo Rapini, seperti dikutip dari Your Tango:

1. Bicara
Hal pertama yang harus Anda lakukan untuk menghentikan sikap suami yang suka mengontrol adalah dengan berbicara padanya. Katakan pada suami, kalau sikapnya itu sudah merugikan dan sering membuat Anda sedih.

Kalau memang suami mencintai Anda dan ingin pernikahan ini berjalan selamanya, tentu dia mau mengubah sikapnya tersebut. Sebagai istri, Anda pun harus terus membantunya agar dia bisa mengubah sikap buruknya itu.

Jika pasangan Anda termasuk yang suka mengontrol dengan melakukan kekerasan atau kata-kata kasar, sebaiknya Anda bilang dulu pada orang yang Anda percaya soal rencana Anda bicara pada suami. Hal itu karena suami bisa saja malah berbuat kasar pada Anda saat dikonfrontasi.

2. Konsultasi ke Psikolog atau Konselor Pernikahan
Seorang wanita yang menikah dengan suami suka mengontrol, terkadang bisa kehilangan kepercayaan diri. Oleh karena itu, mereka perlu diingatkan lagi soal kelebihan-kelebihan apa yang mereka punya. Konselor pernikahan atau psikolog bisa membantu melakukan hal ini.

Konselor atau psikolog tersebut juga bisa membantu Anda menemukan cara keluar dari masalah suami yang suka mengontrol ini. Kalau memang suami mau, Anda bisa mengajaknya untuk menemui sang konselor atau psikolog. Suami harus sadar kalau sikapnya itu sebenarnya membahayakan pernikahan.

3. Bangun Kepercayaan Diri
Pria yang suka mengontrol biasanya takut gagal atau melakukan kesalahan. Kalaupun mereka melakukan kesalahan, mereka jarang atau malau tidak mengakuinya, sehingga minta maaf pun tak dilakukan. Sikap suami yang seperti ini, bisa membuat istri merasa dirinya lah yang melakukan kesalahan.

Jika Anda merasakannya, jangan pernah lagi merasa Andalah yang menyebabkan suatu hal gagal. Mulai sekarang, lakukan hal-hal yang membuat Anda bisa merasa lebih percaya diri. Kalau memang si dia masih menimpakan kesalahannya pada Anda, konfrontasi sikapnya tersebut.

4. Putuskan Ingin Mempertahankan Pernikahan atau Mengakhirinya
Ketika Anda sudah tak tahan lagi dengan sikap suami yang terlalu mengontrol hidup Anda, buatlah keputusan, apakah Anda ingin terus bertahan dengannya atau berpisah. Kalau Anda ingin bertahan dengannya, Anda tentu tidak bisa berdiam diri dan terus membiarkan sikap suami tersebut. Apalagi hanya ada sedikit pria suka mengontrol yang mau atau sadar untuk berubah.

Beri batasan waktu sampai kapan Anda bisa mentolerir sikapnya tersebut. Jika si dia tidak juga berubah meski sudah Anda ajak bicara, sikapnya di kemudian hari bisa lebih buruk.

Sebuah hubungan pernikahan hanya bisa berhasil apabila pasangan mau berkompromi dan saling pengertian. Sayangnya, tipe orang yang suka mengontrol tidak bisa memiliki kedua hal tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar